Roti Maryam, Sosis Bakar, dan Kebab Mini Surabaya

#GKSpedagang

Recommended Seller…..
Roti Maryam KRUKAH SELATAN IX B Surabaya (dekat ngagel jaya) dijamin enak + murah dan bakalan ketagihan heheheh barusan aja nyoba ketagihan😀

Bukan hanya Roti Maryam, tapi juga ada Kebab Mini dan Sosis Bakar (ukuran kecil, sedang, dan jumbo). Menerima pesanan juga tadi sempat minta kontaknya penjualnya hehehhe nih langsung aja nomor HP 081276093609 dan Whatsapp 085895302484

Kerja Keras Kapolri Dalam Mengamankan Demo 212 Disalah Artikan

Kerja Keras Kapolri Dalam Mengamankan Demo 212 Disalah Artikan

Maraknya berita tentang Kapolri ingkar janji di media sosial, telah menjadi viral atau trending topic. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberitaan mengenai penghadangan pendemo untuk masuk ke Jakarta. Sampai saat ini belum ada klarifikasi atas pembenaran berita itu dari pihak terkait. Jadi, diharapkan kepada masyarakat jangan terprovokatif oleh hastag yang disebarluaskan secara sengaja untuk memperburuk citra Kapolri yang sudah berusaha keras untuk mengamankan demo 212

Dibawah ini adalah contoh hastag yang telah menyebar :

#KapolriIngkarJanji 

#Kapolri Ingkar Janji

Masyarakat Mengerti Selama Ini Dimanfaatkan FPI

fpiSaat kasus soal Ahok mencuat, saya termasuk yang paling keras menyatakan bahwa itu bukan kasus menistakan agama. Sikap saya juga sangat keras menolak siapapun yang ingin lakukan demo dan menggelar aksi Bela Islam. Tak peduli itu kyai, ustad atau teman-teman dekat yang saya kenal. Kalau mereka mau demo, maka sejak saat itu mereka adalah lawan saya. Titik.
Sikap keras ini memang kemudian menimbulkan tanda tanya, bahkan sebagian orang mencaci maki. Saya biarkan saja, sebab saya sangat paham bahwa mereka tidak tau tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan politisi negeri ini. Jadi saya ikhlas dicaci.

Saya memilih keputusan idealis seperti ini karena saya paham bahwa kalau negeri ini bermasalah, maka seluruh keluarga besar rakyat Madura juga akan bermasalah. Sementara pulau eksotis ini masih belum siap untuk mandiri jika terjadi perpecahan.

Bagi saya pribadi, terlalu mudah untuk pindah ke tempat lain, atau bahkan menetap di luar negeri jika negeri ini rusuh. Toh saya pernah menetap di Malaysia selama 4 tahun. Tak susah bagi saya untuk beradaptasi.

Tapi, ini soal yang lebih besar, keutuhan NKRI. Saya masih bermimpi Madura bisa semaju Jakarta. Masih punya mimpi agar anak-anak saya nanti punya negara yang aman, damai, tentram dan maju bernama Indonesia. Dan demi itu semua, saya diam saat dicaci. Bersabar saat diintimidasi.

Apalagi saat dituduh buzzer bayaran, duuh. Jujur saja saya sudah sampai di titik dibayar untuk diam, bukan dibayar untuk menulis. Kalau saya mau uang, cukup diam dan tak menulis apapun yang mendukung Ahok. Tapi saya memilih untuk tetap menulis, lalu membiarkan apapun yang ingin orang katakan. Sebab ini bukan soal Ahok, melainkan posisi Presiden, makar dan ancaman rusuh yang berkepanjangan. Kalau negeri ini rusuh, kita semua yang susah. Sementara setan-setan politiknya akan punya kekuasaan tanpa perlu jalur demokrasi.

Sekarang, suasana sudah semakin kondusif. Saya jadi tak perlu terlalu keras lagi, alhamdulillah. Mayoritas orang sudah sadar bahwa niat mereka membela Islam ternyata ditunggangi aktor politik. Niat mereka membela Islam atau menuntut Ahok diperiksa, kini disadari bahwa orang lain ada yang menggunakannya untuk melengserkan Presiden.

Sekarang semua orang dari kalompok Muslim ikhlas yang terprovokasi ikut demo, menyadari bahwa ini bukan soal kasus penistaan agama. Mereka yang datang dengan ikhlas dan dana pribadi, kini sebagian sudah sadar bahwa sebenarnya aksi tersebut didanai oleh politisi busuk yang ingin lengserkan Jokowi.

Kelompok Muslim ikhlas ini juga pasti sudah mulai muak dengan FPI dan kelompok orang yang maksa tetap turun ke jalan meski Ahok sudah jadi tersangka. Semakin ada kelompok yang ngotot, semakin membuat muak Muslim ikhlas. Sementara FPI punya kepentingan untuk menggerakkan massa.

Ancaman rusuh dan makar juga sudah mereda karena semakin banyak orang sadar. Apalagi mereka kelompok makar ini menyerukan aksi rush money, tarik uang dari bank supaya Indonesia krisis, makin banyak yang sadar bahwa aksi ini bukan cara-cara Islam.

Ahok meminta maaf lagi

Luar biasanya, saat suasana panas sudah mereda dan ancaman demo juga hampir tidak mungkin lagi terjadi, Ahok malah meminta maaf lagi kepada masyarakat atas semua keributan yang megancam pada perpecahan NKRI.

Sikap Ahok ini pasti akan jadi nilai positif di kalangan Muslim non kepentingan. Sementara di sisi lain FPI dan yang secingkrangan dengannya terus mencari alasan baru untuk lakukan demonstrasi.

Sebagai rakyat biasa dan waras, saya mendukung FPI untuk terus ngotot. Sementara Ahok tetap tenang seperti Presiden Jokowi. Karena dengan begitu, maka FPI akan jadi bumerang mematikan yang akan menghabisi peluang Agus Sylviana.

Terakhir, cara-cara Tuhan melindungi negeri ini memang sangat unik. Siapa yang sangka kalau dalam waktu sekejap semuanya seperti sudah selesai. Padahal 4 November lalu kita semua tau bahwa ancaman perpecahan benar-benar di depan mata, sementara untuk menjelaskan ke semua orang yang terprovokasi sudah sangat tidak mungkin.

Tapi sekarang masa-masa krisis itu sudah berlalu. Presiden tetap tenang, sementara FPI dan provokator jadi semakin terlihat munafiknya. Semoga nanti saat kasus Ahok ini disidangkan secara live, masyarakat jadi semakin mengerti pokok masalahnya.

Aksi Pembacokan Di Cipayung, Syarat Masuk Geng Motor

Jakarta – Polisi menangkap seorang pelajar berinisial B (17) yang melakukan ikut mengeroyok hingga menewaskan pelajar, Rendi Hermawan (17) di Cipayung, Jakarta Timur. Aksi itu dilakukan pelaku sebagai pembuktian agar diterima sebagai anggota geng motor.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes RP Argo Yuwono mengatakan, geng motor ini bermula dari segerombolan kelompok remaja tanggung yang nongrong-nongkrong tengah malam.

“Mereka berkumpul, kemudian minum-minum lalu berkeliling di beberapa lokasi untuk mencari sasaran,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (27/11/2016).

Anggota geng motor ini mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Setelah mendapatkan sasaran, anggota geng motor ini kemudian melakukan penganiayaan terhadap anak muda seumuran mereka yang sedang nongkrong.

“Kemudian mereka melukai, tetapi tidak mengambil barang-barang milik korban, hanya untuk melukai saja,” imbuh Argo.

Sementara Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok geng motor itu merupakan bentuk pengkaderan terhadap anggota yang baru bergabung dengan kelompoknya.

7095d63c-fffa-4d65-9be0-08493018a33a_169

“Pelaku ini anggota baru di geng motor tersebut, ini merupakan proses inisiasi unruk masuk geng motor dan mereka (anggota baru) ditantang untuk melakukan tindak pidana tersebut,” ujar Arsya.

Hal ini sangat disayangkan, karena rata-rata anggota kelompok geng motor tersebut masih berstatus pelajar. Tidak adanya kegiatan positif di luar kegiatan belajar di sekolah, menjadikan para pelaku mengaktualisasikan dirinya ke dalam hal yang negatif.

“Kenapa ini terjadi, ternyata pelaku dalam proses belajar-mengajar di sekolah mereka tidak terlibat ekstra kurikuler, ini yang menyebabkan mereka kemudian berkumpul dan mengarah ke kegiatan kontra produktif,” terang Arsya.

Anggota geng motor tersebut rata-rata pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka berkumpul untuk melakukan aksi kekerasan untuk menunjukkan jati diri agar diakui sebagai jagoan.

Aksi kekerasan geng motor ini bukan sekali terjadi. Tim Resmob Polda Metro Jaya sendiri pernah menangkap geng motor ‘Tongkrongan Penuh Tawa (TPT)’ di kawasan Jakut, yang tidak hanya melakukan kekerasan tetapi juga kejahatan pencurian disertai kekerasan.

“Ini (grup TPT) juga sama, setiap mereka berkumpul itu diberikan senjata modifikasi yang digunakan untuk mencederai lawan, berpatroli mencari korban dan melakukan pengeroyokan, serta melakukan pencurian dengan kekerasan,” sambungnya.

Arsya menambahkan, geng motor ini akan terus tumbuh jika tidak ada peran serta instansi lainnya. Peran orang tua, sekolah dan lingkungan sangat diperlukan untuk mencegah aksi ini terulang.

Polisi menangkap B di kawasan Pasar Rebo, Jaktim tanggal 22 November lalu. Dia ditangkap atas pengeroyokan terhadap Rendi Hermawan hingga meninggal dunia, serta satu lainnya terluka.

Sebelumnya, Polres Jaktim telah mengamankan 3 orang pelajar yang diduga pelakunya. Namun kemudian mereka dikembalikan ke keluarganya karena tidak cukup bukti.

“Memang sebelumnya kami mengamankan 3 orang. Dua di antaranya menyerahkan diri dan satu lainnya ditangkap, tetapi dari hasil pemeriksaan sementara bukan mereka yang melakukan pembacokan itu, mereka hanya ikut dalam gerombolan itu sehingga kami kembalikan ke orang tuanya masing-masing,” terang Kasat Reskrim Polres Jaktim AKBP Sapta Maulana saat dihubungi secara terpisah.